Selasa, 06 Juli 2010

Ternyata Peradaban Lembah Bujang Lebih Tua Dari Sri Wijaya

Ternyata Peradaban Lembah Bujang Lebih Tua Dari Sri Wijaya - Peradaban Asia Tenggara Dimulai di Malaysia? - Peradaban Lembah Bujang lebih tua dari Sri Wijaya (700 Masehi), & Majapahit (1200 Masehi) - Situs arkeologis menakjubkan ditemukan di Kedah, Malaysia. Profesor dari Universitas Oxford, Inggris, Stephen James Oppenheimer bahkan menyebutnya bisa mengubah sejarah -- bahwa peradaban Asia Tenggara mungkin dimulai dari Malaysia.

Peradaban maju di Lembah Bujang diperkirakan berusia 2.000 tahun, lebih tua dari kerajaan tetangga, Sri Wijaya (700 Masehi), dan Majapahit (1200 Masehi).

Di Lembah Bujang, 28 Maret lalu, juga ditemukan bangunan buatan manusia paling tua di Asia Tenggara. Monumen Sungai Batu -- bangunan dengan presisi geometri yang detil -- diperkirakan berusia 1.900. Bangunan itu diperkirakan dibangun pada tahun 110 Masehi.

Monumen Sungai Batu dibangun menghadap Gunung Jerai, puncak gunung tertinggi di bagian utara Malaka -- diduga kuat bangunan itu berkaitan dengan prosesi ritual.

Di sekelilingnya, terdapat sisa-sisa industri besi tradisional. Ada tunggu pelebur besi dan dermaga batu yang dibangun di sepanjang tepian sungai. Bukti bahwa peradaban di sana telah maju.

Menurut Oppenheimer, temuan di Lembah Bujang adalah 'situs monumental'. "Ini adalah temuan arkeologis paling penting di Asia Tenggara dalam beberapa dekade terakhir," kata dia, seperti dimuat laman The Sun Daily, 5 Juli 2010.

Sementara, Direktur Departemen Arkeologi Gujarat, India, Yadubirsingh Rawat mengatakan ada bukti tak terbantahkan bahwa di Lembah Bujang kala itu sudah ada kegiatan perdagangan internasional.

"Para pemukim di sini memiliki pengetahuan tentang peleburan besi dan konstruksi dermaga. Ini berarti mereka harus terhubung ke tempat-tempat lain di dunia, "katanya.

Penemuan ini, tambah dia, juga menunjukkan bahwa lembah Bujang memberikan kontribusi signifikan terhadap perdagangan maritim di kawasan Asia Tenggara.

Di lembah Bujang juga ditemukan potongan-potongan tembikar dan tablet Budha dengan tulisan Pallava-Sansekerta. Diduga itu buatan abad ke-5 Masehi.

Dr R. Nagaswamy, mantan direktur Departemen Arkeologi Tamil Nadu mengatakan, pantai barat Semenanjung Malaysia diduga kuat adalah titik sentral perdagangan internasional dalam periode tersebut.

"Dari sini, kita tidak hanya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah Malaysia, tetapi juga sejarah dunia," katanya.

Dia menambahkan, Kedah menarik sejumlah penguasa dari India Selatan, seperti Raja Chola -- yang mengirim tentara ke sana pada abad ke-11.

http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/07/06/92488_monumen-sungai-batu--tertua-di-asia-tenggara_300_225.jpg
Monumen Sungai Batu, tertua di Asia Tenggara (thesundaily.com)


Seperti dimuat laman Tourism Malaysia, kehidupan sosial Kerajaan di Lembah Bujang adalah campuran Melayu, India, Cina, Sri Wijaya, Khmer dan Asia Barat.


Peradaban di Lembah Bujang juga punya banyak nama. Penyair India kuno dari abad ke 2 Masehi menyebutnya sebagai Kalagam atau Kadaram.

Sementara, para pedagang Arab di abad ke-4 Masehi, mengenalnya sebagai Qalha atau Kalah. Para musafir Cina terkenal, I-Tsing, yang mengunjungi kerajaan itu di abad ke-7 Masehi, menamainya Chieh-Cha.

Kerajaan di Lembah Bujang juga disebut dalam drama Sanskerta kuno di abad ke-7 Masehi sebagai Katahanagara. Dalam Hikayat Merong Mahawangsa, sebuah literatur Melayu kuno, ia dikenal sebagai Langkasuka.

Pada abad ke-7, Lembah Bujang telah berkembang menjadi daerah yang maju. ( vivanews.com )


Situs Purbakala di Lembah Bujang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recommended Post Slide Out For Blogger